Dampak Keberadaan Liga Arab Bagi Negara-negara di
Timur Tengah
Liga Arab sebagai Organisasi Internasional
antar negara-negara dengan latar belakang ras dan budaya Arab tentunya memberi
dampak terhadap perkembangan Negara-negara anggotanya, khususnya dikawasanTimur
Tengah.Sesuai dengan tujuan didirikannya Liga Arab yakni untuk mendekatkan hubungan diplomatik antar
Negara-negara Arab dengan asas persatuan. Diharapkan dapatterwujudnya
kemakmuran bagi Negara-negara anggotanya dan juga dapatterjalin hubungan yang
harmonis dan perdamaian di Negara-negara Timur Tengah. Seperti yang tertuang
dalam Piagam Liga Arab;
Dalam Piagam Liga Arab dinyatakan bahwa
Liga Arab bertugas mengkoordinasikan kegiatan ekonomi, termasuk hubungan niaga;
komunikasi; kegiatan kebudayaan; kewarganegaraan, paspor dan visa; kegiatan sosial
dan kegiatan kesehatan. Dalam piagam ini juga melarang para anggotanya untuk
menggunakan kekerasan terhadap satu sama lain. (tegerbangun366.blogspot.com)
Pada awal pembentukannya Liga Arab juga
memiliki tujuan untuk memerdekakan Negara-negara Arab yang masih dijajah.Salah
satunya Palestina yang hingga kini masih berada dalam cengkraman Israel.Dalam
perkembangan selanjutnya Liga Arab juga turut banyak berkontribusi dalam
perkembangan Timur Tengah. Dampak-dampaknya terasa dalam berbagai aspek, namun
disini akan dibahas dua aspek paling penting yakni dampak terhadap perekonomian
dan dampak terhadap situasi politik Timur Tengah.
Dampak Ekonomi
Salah satu tujuan pembentukan Liga Arab
adalah untuk membantu pertumbuhan ekonomi Negara-negara Arab.Maka dari itu Liga
Arab berupaya untuk mendorong kemajuan Ekonomi anggotanya melalui kerjasama Ekonomi
yang adil dan menguntungkan bagi Negara-negara pengikutnya.Dalam bidang Ekonomi
salah satu upayanya adalah pembentukan
perjanjian Pelaksanaan Kerjasama Ekonomi Arab ( Joint Arab Economic Action
Charter).
Jika dilihat dari sisi ekonomi, Liga
Arab merupakan suatu organisasi regional yang sangat menjanjikan bagi tiap-tiap
anggota yang masuk didalamnya. Dengan program yang dijalani, yaitu pasar
bersama, pendirian Bank Pembangunan Arab dan lain sebagainya yang berhubungan
dengan perekonomian.http://poltimteng.blogspot.co.id/2009/11/liga-arab.html Namun tentu saja masih banyak
masalah-masalah ekonomi yang harus diselesaikan Liga Arab.
Minyak merupakan sumber ekonomi terbesar
bagi Negara-negara di kawasan Timur Tengah.Namun tak semua Negara anggota Liga
Arab merupakan Negara penghasil minyak yang besar.Adapula Negara-negara yang tidak
memiliki tambang besar minyak bumi, diantaranya Mesir, Yordania, dan Tunisia.Negara-negara
tersebut kemudian mengandalkan masukan dari sektor non-minyak seperti pariwisata,
pertanian, pelabuhan dan Industrialisasi.Penduduk di negara-negara yang tidak
mengandalkan minyak sebagai penopang perekonomian masih banyak yang berada di
garis kemiskinan.Hal inilah yang menjadi pekerjaan rumah bagi Liga Arab.
Sementara itu Negara-negara yang
mengandalakan sektor minyak umumna adalah Negara-negara yang secara gegrafis
berada dikawasan Teluk Arab yang kaya akan minak bumi. Diantaranya Bahrain,
Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Qatar, Kuwait, dan Oman.
Dampak Politik
Berikut adalah peran Liga Arab dalam
penyelesaian konflik di daerah Timur Tengah.
Peran Liga Arab dalam Penyelesaian
Konflik Israel-Palestina
Pada masa awal pembentukan Liga Arab,
masalah Palestina menjadi pokok pembahasan yang utama.Konflik Israel-Palestina
bergolak sejak diproklamirkannya Israel sebagai sebuah negara oleh David ben
Gurion pada 14 Mei 1948.Berdasarkan Deklarasi Balfour pada bulan November 1917.
Dalam deklarasi tersebut dikatakan:
“Pemerintah Inggris menyetujui didirikannya
sebuah tanah air bagi bangsa Yahudi di Palestina, dan berusaha dengan sebaik-baiknya
untuk melancarkan pencapaian tujuan ini,
setelah dipahami secara jelas bahwa tidak akan dilakukan sesuatu yang dapat merugikan hak-hak sipil
dan hak-hak keagamaan komunitas non Yahudi yang ada di Palestina, atau hak-hak
dan status politik yang dinikmati oleh setiap bangsa Yahudi di negara lain” (Bakar,
2008)
Liga Arab sebagai sebuah wadah yang
mempunyai tujuan untuk kemerdekaan bagi negara-negara Arab seharusnya menjadi
sebuah harapan untuk menjadi penengah dalam konflik yang telah berlangsung lama
tersebut.Walaupun dapat dipahami ketika konflik ini mulai bergulir yaitu pada
tahun 1948, Liga Arab masih sangat muda untuk mengatasi masalah yang krusial
tersebut, usianya pada saat itu adalah 3 tahun.Liga Arab akhirnya hanya
mengandalkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk menyelesaikan konflik
Israel-palestina.
Sekretaris Jenderal Liga Arab Amr
Moussa dalam Lesly Agistania (2010) berpendapat bahwa "Hendaknya ada
perubahan dalam arah proses perdamaian, dengan menjadi penengah yang memahami kebutuhan dua pihak,
dan bukan satu pihak."
Sampai saat ini, Liga Arab masih berusaha
membantu menyelesaikan konflik antara Palestina dan Israel.Salah satu peran
yang bisa dilihat adalah keputusan Liga Arab dalam Konferensi Tingkat Tinggi di
Beirut, Maret 2002.(KTT Liga Arab di Beirut memutuskan mendukung perjuangan
rakyat Palestina).
Peran Liga Arab dalam Krisis Teluk I
Perang Irak-Iran dalam perang Teluk
disebabkan banyak faktor,salah satu yang paling penting adalah masalah historis. Meskipun berada di dekao kawasan Timur Tengah
dan mayortias penduduknya muslim, namun Iran tidak termasuk ke dalam Liga Arab.
Hal itu karena Iran bukanlah termasuk bangsa Arab, tetapi bangsa Parsi yang
sejak lama dikenal memiliki hubungan kurang harmonis dengan bangsa Arab.Hal ini
kemudian berpengaruh pula pada sikap Liga Arab terhadap Perang Teluk I.
Ketika Irak melakukan invasi ke wilayah
Iran, Liga Arab bersikap netral dengan tidak ikut campur terhadap masalah tersebut.Namun
180 derajat berubah ketika situasi perang berbalik menguntungkan Iran. Ketika
pasukan Irak mulai terjepit dan Iran mengancam akan meruntuhkan pemerintahan
Saddam Husein maka Liga Arab merasa harus ikut campur dalam urusan ini, karena
hal itu menyangkut kedaulatan Negara anggotanya. Bantuan dana bahkan diberikan oleh
beberapa Negara sahabat Irak didalam Liga Arab.
Peran Liga Arab dalam Krisis Teluk II
Invasi Irak ke Kuwait menimbulkan
reaksi dunia Internasional.Liga Arab dalam konferensi di Kairo mengeluarkan
pernyataan bahwa Irak harus segera menarik mundur pasukannya dari Kuwait.Pada tanggal
8 Agustus1990 As, Inggris, Prancis, Australia dan Negara Liga Arab melakukan operasi
Perisai Gurun (Desert Shield Operation).Operasi ini belum melakukan penyerbuan terhadap
Irak di Kuwait barulah sejak 17 Januari
1991, operasi diubah menjadi operasi Badai Gurun (Desert Storm Operation)
dibawah Jendral Norman Schwarzkpf (AS).(www.penasejarah.com) Serangan militer secara besar-besaran
tersebut akhirnya mampu melumpuhkan kekuatan militer Irak hingga memaksa
Presiden Saddam Husein untuk memerintahkan pasukannya mundur dan menyepakati
gencatan senjata.Irak pada akhirnya menerima semua saratyang diajukan pihak
sekutu dan Liga Arab.
Peran Liga Arab dalam Krisis Teluk III
Selama perang Teluk I memang Saddam
mendapat bantuan ekonomi dan militer besar-besaran dari Amerika Serikat dan
juga Uni Soviet, Perancis dan Inggris.Tetapi bantuan itu semata-mata karena
khawatir terhadap ancaman Revolusi Islam rezim Khomeini.Karena itu bagi Amerika
Serikat dan sekutu dari Baratdan Arab kemungkinan kekalahan Baghdad pada perang
Irak Iran harus dicegah sekuattenaga. (Nur Ika Hening Wijayanti, 2006: 65,
Skripsi)
Karena itulah ketika kepentingannya
bersama Irak telah usai Amerika tak memiliki lagi kepedulian terhadap Negara itu. Kemudian ketika Amerika merasa terancam dengan kekuatan Irak,
Amerika mulai mencari-cari alasan untuk menyerang Irak. Upaya legitimasi dari
PBB terus diusahakan Amerika dengan mengajukan beragam alasan.Namun takada satupun
yang dapat diterima. Bahkan hingga Amerika melakukan invasi ke Irak pada 2003
dunia Internasional mengecam serangan tersebut karena Amerika tak memiliki
alasan yang kuat atas tindakannya itu. Alasan yang diajukan Amerika sangat
mengada-ada dan terlihat jelas tak masuk akal dan tidak terbukti.Namun dunia Internasional
tak dapat mencegah tindakan Amerika yang memiliki kekuasaan superior itu.Bahkan
Liga Arab pun tak berkutik dan hanya bisa menjadi penonton.
Peran Liga Arab dalam Penyelesaian
Konflik Suriah
Peran liga Arab dalam penyelesaian
konflik Suriah dilansir dalam media Antara News (25/4) menyatakan bahwa pemerintah
Suriah, Rabu (24/4), menolak peran apa
pun oleh Liga Arab dalam penyelesaian krisis di negerinya, dan menyatakan
Damaskus akan berhubungan dengan Utusan Gabungan PBB-Liga Arab Lakhdar Brahimi
hanya sebagai wakil PBB. "Suriah telah bekerjasama dengan Brahimi dan akan
terus melakukan itu dalam konteks dia hanya sebagai utusan PBB, sebab Liga Arab
memihak persekongkolan melawan Suriah," kata
Kementerian Luar Negeri Suriah, sebagaimana dilaporkan Xinhua.
Peran Liga Arab sebagai organisasi
regional sebenarnya sangat diharapkan dalam penyelesaian konflik ini.Namun
demikian, kewenangan yang terbatas membuat Liga Arab seakan mandul dalam
membantu Suriah menemukan jalan keluar dari konflik berkepanjangan yang mereka
hadapi. Peran Liga Arab mulai muncul ketika pada konferensi terakhir di Doha,
Qatar, Liga Arab memberikan kursi perwakilan Suriah kepada pihak oposisi,
bukannya kepada rezim Assad yang secara administratif masih memiliki legitimasi
sebagai pemerintahan di Suriah. Hal ini lalu menggiring pada pertanyaan menarik
mengenai apa sebenarnya motif di balik
sikap Liga Arab tersebut. (Middle East Studies Indonesia, 2013) Maka dalam hal
ini Liga Arab seperti tidak punya power untuk memaksa ataupun mengintervensi
masalah ini. Akibatnya, mereka hanya nampak seperti penonton saja. Liga Arab hanya bisa bertindak
di luar konflik dan di luar Suriah.
DAFTAR PUSTAKA
Bakar, A. (2008). Berebut Tanah Suci
Palestina. Yogyakarta: Insan Madani. Azhari, D. I.
Pengaruh Pan Arabisme terhadap
Efektivitas Liga Arab. Jurnal Ilmiah. Lesly, A. (2010).
Nn. (t.t) Peran Liga Arab dalam
Penyelesaian Konflik perselisihan Israel-Palestina. [online] tersedia:
http://diplomacy945.blogspot.com/2010/06/peran-liga-arab-dalam-penyelesaian.htmlhttp://politik.kompasiana.com/2012/12/09/israel-
palestina-dan-pan-arabisme-baru-sejarah-tanah-berdarah-514601.html. Diakses
pada tanggal 7 April 2016.
Middle East Studies
Indonesia.(2013).Liga Arab dan Konflik Suriah.http://middleeasti
ndonesia.wordpress.com/2013/06/10/resume-diskusi-liga-arab-dan-konflik-suriah/
Wibisono, K. (2013).
Liga Arab dan Konflik Suriah.[online]
tersedia: http://www.ant
aranews.com/berita/371174/suriah-tolak-peran-liga-arab-dalam-penyelesaian-krisis.
Diakses pada tanggal 7 April 2016.
Nn. 10 Februari 2010.Organisasi Regional:
Liga Arab (Leuge of Arab States). [Online].Diakses tanggal 7 April 2016.
Nn. Rabu 4 November 2009. Liga Arab.
[Online].Diakses tanggal 7 April 2016.
Nur Ika Hening Wijayanti. 2006. Intervensi Amerika
Serikatterhadap Irak dalam Perang Teluk III Tahun 2003.Skripsi.FKIP. UNS