Kamis, 21 Juni 2018


Peradaban Sungai Gangga dan Sejarah Agama Hindu

Bangsa Arya dikenal sebagai bangsa nomaden yang sering berkelana. Kehidupan mereka didominasi oleh kegiatan berternak daripada bertani. Bangsa arya juga adalah bangsa yang senang mengembangkan seni berperangnya, sehinga tak jarang dalam perkelanaannya mereka melakukan penaklukan terhadap bangsa lain.



Bangsa Arya memasuki India  melalui celah Khyber dan melakukan kontak fisik dan budaya dengan bangsa Dravida yang telah membentuk peradaban tinggi dilembah sungai Indus. Di sana kemudian Bangsa Arya terus menyebar hingga memasuki wilayah sungai Gangga. Dipinggiran sungai Gangga inilah kemudian berkembang peradaban baru yang disebut peradaban Sungai Gangga dengan bangsa pendukungya adalah bangsa Arya. 



Peradaban bangsa Arya muncul di sungai Gangga Karena faktor alamnya yang lebih memungkinkan untuk ditaklukan dibandingkan sungai Indus ketika meeka mencapainya. Daerah sungai Indus saat itu telah menjadi kawasan yang gersang dan sering terjadi banjir, hal itu disebabkan oelh ekspoitasi alam secara besar-besaran oelh bangsa Dravida selama beberapa generasi utnuk membangun peradaban Mohenjodaro dan Harappa.
Dari asalnya bangsa Arya telah membawa ajaran Weda yang kemudian bersinkretisme dan berakuluturasi dengan kepercayaan dan budaya bangsa Dravida. Perpaduan antara bangsa Arya dan bangsa Dravida kemudian akan membentuk bangsa baru yang menamakan dirinya Bangsa Baratha, dari sanalah kita mengenal epic Baratha dan bahkan nama itu menjadi nama resmi Negara India hingga kini, yakni Republik Baratha.





Tahapan perkembangan agama bangsa India terbagi menjadi beberapa fase, yakni :
1)      Weda.
Lebih menekankan kepada pembacaaan kitab-kitab Weda. Adapun kitab Weda dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu:
·         Reg Weda , berisi sayir-syair pemujaan dewa-dewa.
·         Sama Weda, berisi nyanyian-nyanyian untuk pemujaan para dewa.
·         Yayur Weda, memuat bacaan-bacaan yang dipergunakan untuk keselamatan.
·         Atharwa Weda, memuat ilmu sihir untuk menghilangkan mara bahaya.

2)      Brahmana
Lebih menekankan kepada upacara keagamaan yang memberi sesajen atau pengorbanan bagi para Dewa. Pada fase ini dominasi kaum Brahmana lebih besar.

3)      Upanishad.
Secara terminologi artinya duduk menghadap. Ajaran ini merupakan bentuk perlawanan terhadap ajaran fase Brahmana dimana kaum Brahmana memonopoli agama. Ajaran Upanishad menekankan kepada semedi atau kontemplasi diri, salah satu bentuk ajarannya yakni Yoga.

4)      Budha
Budha adalah perkembangan dari ajaran Upanishad. Ajaran ini dicetuskan oleh Sidarta Gautama yang merupakan seorang pangeran dari kerajaan Kapliwastu.. Inti ajaran agama Budha adalah bahwa hidup adalah penderitaan, penderitaan ada karena nafsu. Agar terbebas dari penderitaan maka harus menghilangkan nafsu, yakni dengan cara menempuh 8 jalan kebenaran.dalam ajarannya Budha tidak pernah menyentuh soal-soal ketuhanan dan lebih banyak mengajarkan kepada falsafah kehidupan. Adapun Tuhan dalam agama Budha dikenal dengan konsep;
Asatang – tidak berawal
Ajatang – tidak berakhir
Abutang – tidak beranak
Asamkatang – tidak diperanakan
5)      Hindu
Dewa-dewa direduksi jumlahnya. Dikenal konsep Trimurti; tiga dalam satu.
Brahma : Dewa pencipta. Istrinya Dewi Saravasti : Dewi Kesenian
Wisnu : Dewa pemelihara Istrinya Dewi Laksmi/ Sri : Dewi kesuburan
Syiwa : Dewa  penghancur  istrinya Dewi Durga : Dewi kematian

Sumber :
Ari, Listiyani, Dwi. 2009. Sejarah untuk SMA/MA kelas X. Jakarta : Pusat perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Aizid, Rizem. 2014. Kitab Sejarah Terlengkap Peradaban-peradaban Besar Dunia; Dari Sebelum Masehi hingga Modern. Jogjakarta : Penerbit Laksana.
Dalal, Anita. 2011. Arkeologi Menguak Masa Lampau India Kuno. Jakarta : National Geograpich Society.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar